Virtual Reality (VR)
Lingkungan Virtual Reality.
Kebanyakan lingkungan Virtual Reality saat ini adalah penyajian pengalaman visual, yang ditampilkan baik pada layar komputer atau melalu alat khusus seperti stereoscopic display. Tapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.
Simulasi lingkungan dapat mirip dengan dunia nyata, misalnya,
simulasi untuk pilot atau pelatihan pertempuran, atau dapat berbeda
secara signifikan dari kenyataan, seperti di VR game. Dalam prakteknya,
saat ini sangat sulit untuk menciptakan suatu kesetiaan tinggi
pengalaman kenyataan maya, terutama karena keterbatasan teknis atas daya
proses, resolusi gambar dan bandwith komunikasi. Namun, keterbatasan
tersebut diharapkan pada akhirnya dapat diatasi sebagai prosesor,
pencitraan dan teknologi komunikasi data menjadi lebih kuat dan hemat
biaya dari waktu ke waktu.
Pengertian Virtual Reality(VR)
Virtual Reality (VR) adalah "lingkungan" tiruan yang diprogram lewat komputer/ software dan dirasakan oleh pengguna seolah-olah nyata. Untuk membuat perasaan ini,otak kita pengguna harus dimanipulasi lewat indera yang ada (penglihatan, pendengaran, pembau, perasa [lidah] dan sentuhan), namun VR biasanya direpresentasikan lewat penglihatan dan pendengaran, menggunakan grafis dan suara, sehingga pengguna seolah berada di dunia baru.
Sekarang, istilah "virtual reality" mulai tergantikan oleh istilah "virtual envoronment" (VE) oleh para ahli komputer. Konsepnya tetap sama, yaitu mensimulasikan lingkungan 3-D yang bisa dijelajahi oleh pengguna seolah-olah benar-benar bisa dirasakan lewat indera.
2 syarat yang harus ada dalam VR/ VE adalah:
1. Gambar/ grafis/ penglihatan 3-D yang nyata menurut perspektif penglihatan pengguna
2. Kemampuan untuk mendeteksi gerakan-gerakan pengguna, seperti gerakan kepala dan arah bola mata, untuk menyesuaikan grafis yang dihasilkan supaya menyesuaikan perubahan "dunia" 3-Dnya
Saat berada dalam VR, pengguna akan merasa "melebur" seolah menyatu dengan dunianya, dan bisa berinteraksi dengan objek-objek yang ada di sana. Hal ini disebut dengan "telepresence". Menurut Jonathan Stauer, ada dua komponen dalam perasaan "melebur" ini, yang disebut:
1. Depth of information, merupakan banyak dan kualitas data yang ditansfer demi menciptakan lingkungan VR, seperti resolusi, ketajaman gambar, dll
2. Breadth of information, yaitu seberapa besar indera pengguna dimanipulasi, yang biasanya terbatas pada penglihatan dan pendengaran. Namun saat ini sedang dikembangkan VR yang bisa memanipulasi indera sentuhan dan pembau.
Dalam buku The Metaphysics of Virtual Reality, Michael R. Heim mengidentifikasi tujuh konsep yang berbeda Virtual Reality yaitu :
- Simulasi
- Interaksi
- Kepalsuan
- Imersi
- Tele Presence
- Seluruh Tubuh Imersi
- Jaringan Komunikasi
Alat yang dipakai untuk menyajikan dunia ini pada pengguna bisa bermacam-macam, yang paling banyak dipakai adalah Head-mounted Display (HMD), yang dilengkapi dengan dua layar untuk tiap mata dan dipakai seperti kacamata besar dan aneh di kepala.
Ada juga CAVE (Cave Automatic Virtual Environment) yang memproyeksikan gambar pada dinding-dinding, langit-langit, dan lantai pada ruangan kotak yang kecil. Pengguna bisa bergerak-gerak dalam ruangan itu dan dilengkapi dengan kacamata khusus untuk melengkapi nuansa yang dirasakan. Namun CAVE memakan tempat dan mahal. Aplikasi dari virtual reality misalnya pada aplikasi kedokteran, game, sampai pelatihan militer. Ada juga VR yang digunakan untuk mengatasi ketakutan akan ketinggian dan dijadikan sarana terapi.
Sekarang, istilah Virtual Reality mulai tergantikan oleh istilah Virtual Envoronment oleh para ahli komputer. Konsepnya tetap sama, yaitu mensimulasikan lingkungan 3-D yang bisa dijelajahi oleh pengguna seolah-olah benar-benar bisa dirasakan lewat indera.
(Gambar - contoh penggunaan VR)
No comments:
Post a Comment